Agama buat kehidupan di akhirat, harta buat kehidupan di dunia. Di dunia orang yang tidak berharta berasa susah hati, tetapi orang yang tidak beragama merasa lebih sengsara -Saidina Abu Bakar As-Siddiq

e-usrah

Wednesday, January 18, 2012

tudung labuh v/s pashmina





tringat lagi masa zaman sekolah dulu..tringin sangat nak pakai tudung labuh..jealous sangat bila tengok kawan-kawan yang tinggal diasrama dilatih hidup bertudung labuh 24 jam, hidup dengan al-quran, tazkirah dari ustaz ustazah pagi petang, siang belajar malam berusrah...sesangat-sangat jealous dengan kekeawan yang hidup dalam bi`ah sebegini..

bila bertudung labuh terasa sangat nikmat dia..walaupun pelajar sekolah agama memang diwajibkan untuk bertudung labuh tapi..segala-gala nya bermula dari hati..andai memakai atas arahan peraturan..pasti tidak merasai kesannya..

penah juga mengajak beberapa orang untuk bertubung labuh..Ya..untuk menutup aurat tidak perlu untuk bertudung labuh..bertudung 4 segi bidang 45 sudah memadai andai menutup paras dada, pahmina & selendang jua kenipisan bukan alasan untuk menutup aurat.andai cara pemakaian yang betol mengikut syara` TIDAK MENAMPAK KAN LEHER & BENTUKNYA, MELEPASI PARAS DADA jua menutup aurat..

tapi bila dengan bertudung labuh andai dipakai bersama HATI terasa sangat-sangat menyelesakan, tenang, aman damai..Bukanlah menghalang utk bertudung selain tudung labuh..tapi ingin mengajak untuk merasai kedamaian dengan bertudung labuh...mungkin mereka diluar sana lahir dari keluarga agamawan tidak merasainya..suasana keluarga sudah berbia`ah solehah..tapi bagi insan yang lahir dari keluarga sekular ini adalah satu nikmat yang sangat berharga...

No comments:

“Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam).” (Fudhail bin ‘Iyadh)